Jumat, 16 April 2021

TRANSFORMASI PENDIDIKAN BISNIS DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

 Oleh : An Nissa Panindha

    Di Zaman era sekarang yang sudah masuk ke era revolusi industry 4.0 di berbagai sector bisnis. Perubahan global yang mengakibatkan semua serba mengggunakan cloud teknologi, memberdayagunakan internet, big data. Bahkan data saja sebagai mata uang dalam dunia bisnis. Yang berdasarkan menurut penelitian mengatakan bahwa teknologi telah mengubah tatanan kehidupan dalam berbisnis.


 

    Berdasarkan Tren Permintaan Talenta AI, Big Data & Komputasi Cloud, Indonesia saja masih fokus efficiency-driven economy, belum menjadi innovation-driven economy. Dapat dilihat pada Digital Evolution Index Chart posisi paling atas ialah posisi yang dapat diraih bangsa  dikarenakan trend pengembangan digital yang mendukung.

    Era digitalisasi berpotensi meningkat seiring dengan porsi struktur demografis Indonesia yang kondusif terhadap penetrasi dan adaptasi teknologi dengan memanfaatkan sitem transaksi digital, menggerakan Nasional Non Tunai. Program-program seperti e-toll, busway ticket, commuter ticket, less cash society menjadikan transaksi non tunai semakin berkembang pesat.

    Dengan adanya respon pemerintah yang berinisiatif dalam strategi making Indonesia. Tidak menutup kemungkinan Indonesia akan semakin maju dalam peningkatan science dan sumber daya manusia nya di era Revolusi 4.0 Industri ini. Untuk bisa berwawasan berpendidikan dalam berbisnis karena Perubahan peran pendidikan bisnis sangatlah strategis dalam menghasilkan lulusan yang mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi sekaligus memiliki sikap etis dalam berbisnis, sama halnya dengan sektor pendidikan lainnya, sekolah bisnis juga berupaya keras mengantisipasi derasnya perkembangan teknologi – dari konektifitas hingga kecerdasan buatan – yang mentransformasi baik ekonomi maupun cara kita belajar.

    Berikut beberapa strategi dan kebijakan yang perlu diperhatikan penyelenggara pendidikan bisnis agar mampu beradaptasi di era revolusi industri 4.0 yaitu pertama penyelenggara pendidikan bisnis harus menetapkan strategi pengembangan program studi dengan jelas. Kedua, merestrukturasi kurikulum pendidikan bisnis. Ketiga, terkait pengembangan dan pengayaan isi pembelajaran. Keempat, peningkatan kemitraan antar pendidikan bisnis dengan dunia industri. Kelima, peningkatan kualitas kemampuan berpikir kritis dan kompleks bagi para mahasiswa pendidikan bisnis. Keenam, perubahan metode pembelajaran. Ketujuh, membangun atmosfir akademik berorientasi kewirausahaan melalui penciptaan entrepreneurial university sebagai bagian dari hidden curriculum.

    Dapat ditarik kesimpulan bahwa Strategi tranformasi pendidikan bisnis akan berhasil apabila para pengampu kepentingan – penyelengara pendidikan bisnis, dunia industri dan pemerintah – berkolaborasi secara harmonis untuk mewujudkan startegi besar Making Indonesia 4.0. Kejelasan fungsi dan peran masing-masing pengampu kepentingan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan dan program.

 *Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta 

10 komentar: